Pangan

Impor Pangan Meningkat Seiring Menurunnya Jumlah Petani

petani tembakau

Kedaulatan pangan terganjal penurunan jumlah petani. Usia petani di Indonesia yang menua menyebabkan pasokan tenaga kerja rendah. Akibatnya, produktivitas terus menurun.

Periode 2010 hingga 2014, rata-rata umur petani dengan usia 15–29 tahun mengalami penurunan. Tahun 2008 jumlah petani muda mencapai 9,3 juta, tahun 2012 menjadi 8 juta.

Penyusutan terjadi juga pada petani dengan usia di atas itu. Petani usia 30–44 tahun dari 13 juta jiwa pada 2008 menjadi 12 juta pada 2012. Petani usia 45–60 tahun dari 10,7 juta pada 2008 menjadi 10,4 juta pada 2012.

Manajer Advokasi Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan, Sayyid Abdullah, mengatakan penurunan yang paling signifikan ada di usia muda. Berdasarkan survei BPS tahun 2013, hanya 12% populasi dengan usia di bawah 30 tahun yang menjadi petani.

Pendapatan petani yang rendah adalah faktor utama menurunnya jumlah petani. Pendapatan petani hanya Rp9.000 per kapita per hari. Bahkan bisa Rp7.950 per hari. Para pemuda desa lebih memilih pindah ke kota untuk bekerja di pabrik atau berdagang.

Jumlah petani yang semakin sedikit berpengaruh pada minimnya produktivitas pertanian dalam negeri. Nilai impor pertanian mencapai 2 kali lipat dari persentase ekspor yang hanya 7%. Dalam sepuluh tahun ke depan pasokan pangan Indonesia akan bergantung sepenuhnya pada impor.

Produktivitas pertanian dalam negeri jelas akan selalu rendah jika tidak ditopang pasokan tenaga kerja yang memadai.[F]

 

Sumber gambar: Eko Susanto via Flickr

Tentang Penulis

Muhammad Firman Eko Putra

Muhammad Firman Eko Putra

Penyuka teh, buku, dan petualangan.

Tinggalkan komentar